Solok– Sanggar Menulis Santri (SMS) Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padangpanjang gelar Student Writing Camp ke II di Solok Radjo Camping Ground, Kabupaten Solok. Kegiatan yang merupakan agenda tahunan dari Sanggar Menulis Santri ini diikuti sebanyak 25 santri yang terdiri santri MTs dan MA. Jum’at-Minggu (3-5/03).
Mudir Pondok Pesantren, Dr. Derliana, M.A saat dihubungi mengatakan bahwa Student Writing Camp (SWC) II ini berisi tentang materi terkait teknik penulisan karya fiksi yang mana hal ini merupakan upaya bagi Pondok Pesantren untuk meningkatkan kualitas kepenulisan bagi santri Pondok Pesantren.
“Ini adalah SWC kedua kita gelar. SWC pertama berhasil melahirkan karya novel atas nama Azzahra Ramadhani. SWC kedua ini kita ingin anak-anak tidak sekedar mengejar target melahirkan novel tapi juga kemampuan dalam menulisnya semakin terasah dengan baik,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa SWC ini merupakan salah satu program kerja yang gagas oleh Sanggar Menulis Santri dalam hal kepenulisan. Disebutkan juga bahwa sampai saat ini Sanggar Menulis Santri telah berhasil melahirkan dua antologi cerpen, satu antologi puisi, satu novel dan juga tiga edisi majalah sekolah.
“Sebagai sekolah yang didirikan oleh buya HAMKA, kita
melihat ada magnet kepenulisan yang melekat kepada diri santri kita. Buktinya
sudah ada dua antologi cerpen, satu puisi, satu novel dan tiga edisi majalah
sekolah. Semuanya berkat pembinaan yang kita lakukan dalam hal
kepenulisan,” jelasnya.
Hadir sebagai pemateri pada kegiatan ini penulis novel Rumah
Di Tengah Sawah, Muhammad Subhan. Dalam paparannya pegiat literasi Sumatra
Barat ini memaparkan materi tekhnik penulisan novel yang sederhana. Baginya
penulisan novel mesti diseriusi, tidak bisa sekedar bermain-main, tapi lebih
menjadikan menulis sebagai hobi.
“Tidak ada yang instan di dunia ini, semuanya melalui proses
dan proses tersebut kita lakukan hari ini. Bahkan penulis sekaliber JK Rowling
saja mesti jatuh bangun untuk menerbitkan novel pertamanya, Harry Potter,”
paparnya.
Dilanjutkannya bahwa Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah
Padangpanjang sangat konsisten dalam wujud menggerakkan gerakan literasi bagi
santrinya. Bagi dia ini adalah role mode bagi perkembangan jiwa santri. Dengan
menulislah seseorang itu mampu memahami hakikat dirinya maupun orang lain.
“Saya bangga dengan program Pondok Pesantren ini. Tidak
banyak sekolah di Sumatra Barat ini begitu konsisten dengan gerakan
literasinya. Menulis akan menggiring santri untuk lebih mengenali diri sendiri
ataupun diri orang lain. Dengan karyalah kita bisa menunjukkan siapa
kita,” tekannya.
Pembina Sanggar Menulis Santri, Januar Efendi mengatakan
bahwa target dari kegiatan ini adalah ada beberapa karya yang nantinya layak
untuk diterbitkan baik tunggal maupun berbentuk antologi. Baginya langkah ini
sebagai bentuk proses pendewasaan diri santrinya.
“Target kita setelah kegiatan ini akan lahir beberapa
karya santri kita, baik itu karya tunggal maupun karya bersama. Inilah cara
kita dalam mengajarkan kepada mereka lebih dewasa menyikapi pelbagi masalah
kehidupannya. Dengan menulis mereka akan mampu membangunn cara berfikir yang
baik dan terstruktur,” tutupnya.
Mengangkat tema “Kembangkan Imaji Sambil Ngopi”
kegiatan ini diisi dengan beberapa materi pelatihan menulis. Diantaranya
tekhnik menulis fiksi sederhana, cara merebut ide dan gagasan, tekhnik menulis
dengan kaedah ketatabahasan yang benar, serta trik dan tips tulisan tembus
media cetak dan online.