Santri Pesantren KAUMAN Meneruskan Tradisi Minangkabau dalam Dauroh 20 Juz di Surau As Salam

Padang Panjang, HUMAS – Gelombang ketiga santri Pesantren KAUMAN telah mengambil langkah berani dalam perjuangan khatam Al-Qur’an. Dalam gelombang ini, empat santri putra dari berbagai kelas dan latar belakang bergabung untuk mengejar target hafalan Al-Qur’an 20 juz, menunjukkan semangat yang luar biasa dalam mengejar kesempurnaan hafalan mereka pada Kamis (07/03).

Santri-satri ini, terdiri dari Abdillah Hamid, Yul Dwi Muqorrib, Igo Giova Efendi, Muhammad Efandra. Pelaksanaan dauroh dimulai pada tanggal 27 Februari 2024 sampai 09 Maret di mushola As Salam Silaing Bawah Padangpanjang. Partisipasi santri-satri ini dalam dauroh hafalan Al-Qur’an merupakan bagian dari upaya kolektif Pesantren KAUMAN dalam membentuk generasi penghafal Al-Qur’an yang tangguh dan berakhlak mulia. Melalui upaya ini, Pesantren KAUMAN sekali lagi membuktikan komitmennya dalam memberikan fasilitas dan dukungan yang dibutuhkan oleh santri dalam mencapai potensi maksimal mereka dalam mempelajari agama Islam.

Mudir Pesantren KAUMAN, Dr. Derliana, MA memilih lokasi dauroh di mushola As Salam dengan alasan melanjutkan budaya belajar di Minangkabau. Sebagaimana pepatah yang dapat digunakan untuk mengingatkan laki-laki Minangkabau agar mengaji dan tidur di surau: “Diluak dalam surau, dipayuang dalam masjid.” Artinya, kebiasaan atau perilaku seseorang akan tercermin dari lingkungan tempat ia sering berada. Pepatah tersebut menjelaskan bahwa mengaji dan tidur di surau adalah bagian yang penting dari budaya Minangkabau yang menunjukkan komitmen dan kecintaan terhadap agama Islam.

Budaya Minangkabau yang mendorong laki-laki untuk mengaji dan tidur di surau mencerminkan nilai-nilai keagamaan, sosial, dan tradisional yang kuat dalam masyarakat Minangkabau. Dalam budaya ini, surau memiliki peran yang sangat penting sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi laki-laki. Di surau, laki-laki Minangkabau tidak hanya mengikuti kegiatan keagamaan, tetapi juga menjalin silaturahmi antarwarga dan memperkokoh hubungan sosial dalam masyarakat. Ini adalah aspek penting dari budaya Minangkabau yang perlu dilestarikan dan dijunjung tinggi.

Scroll to Top
Open chat
Terima kasih telah mengunjungi website kami, silahkan lanjutkan ke chat untuk info PENERIMAAN SANTRI BARU TP. 2025/2026