Pesona Santri Putra KAUMAN dengan Tarian Ratoh Jaroe di Pembukaan KISC

Padang Panjang, Humas – Pesantren KAUMAN memulai acara pembukaan KISC (Kauman International Super Camp) dengan penampilan yang memukau dari santri putra yang menampilkan tarian tradisional Aceh, Ratoh Jaroe. Sebanyak 14 santri putra tampil anggun dan penuh semangat, membawakan tarian tersebut untuk memeriahkan acara pembukaan KISC. Di antara mereka adalah Adib al-Fikri, Muhammad Ismail al-Amin, Muhammad Ridwan Syah, Fauzan Aziz al-Faridzi, Fajari Zulir, Dona Fiani, Muhammad Ilham, Yusuf Musthafa, Nanang Hardimen Koto, Muhammad Shodikin, Muhammad Rafiq al-Mubarak, Radid Harivantoni, Herman Refani, dan Fauzil ‘Azmi.

Ide untuk menampilkan tarian ini muncul dari Ust. Nicky Sondara, Lc, seorang pengajar yang telah lama menginginkan para santri laki-laki untuk menampilkan tarian di hadapan tamu. Beliau merasa bahwa menggabungkan seni tradisional dengan nuansa islami dalam sebuah pertunjukan dapat menjadi sarana yang baik untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kultural di pesantren. Ketika ditanya mengenai inspirasi di balik ide tersebut, Ustadz Nicky berkata, “Saya percaya bahwa seni tradisional adalah bagian yang penting dari identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Dengan menghadirkan tarian tradisional Aceh, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kita dapat memadukan kekayaan budaya kita dengan nilai-nilai agama yang kita anut. Hal ini juga merupakan bentuk apresiasi terhadap keberagaman budaya di Indonesia, serta upaya untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara santri kami”, Ujarnya.

Sebelumnya, pesantren telah mempersembahkan tarian tradisional Minangkabau, Indang Pasaman, yang juga dipersembahkan oleh santri putra. Pemilihan khusus santri putra dalam penampilan seni tari ini dipilih sebagai bentuk pertimbangan terhadap nilai-nilai pendidikan keagamaan yang dijunjung tinggi di Pesantren KAUMAN. Meskipun latihan untuk tarian Ratoh Jaroe hanya dilakukan selama 10 hari, namun santri berhasil menampilkan penampilan yang maksimal pada acara tersebut. Mira Susanti, pelatih tari, menyatakan rasa kagum dan bangganya terhadap santri-santinya karena mereka mampu menampilkan performa yang memukau dalam waktu latihan yang singkat.

Pelatih tari, dalam wawancara, mengungkapkan harapannya “ semoga kedepannya santri dapat lebih sering mengadakan pertunjukan seni tari seperti ini dengan melibatkan anggota tari dalam jumlah yang lebih banyak”, ujar nya. Sebagai langkah awal, beliau berencana untuk membentuk sebuah sanggar khusus untuk seni tari di pesantren, sehingga bakat dan minat para santri yang gemar menari dapat tersalurkan dengan baik.

Penampilan seni tari ini dilaksanakan di Aula AR Sutan Mansur dan berhasil meraih apresiasi yang tinggi dari seluruh penonton KISC. Hal ini membuktikan bahwa pesantren tidak hanya fokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga memberikan perhatian pada pengembangan bakat dan minat seni para santri.

Scroll to Top
Open chat
Terima kasih telah mengunjungi website kami, silahkan lanjutkan ke chat untuk info PENERIMAAN SANTRI BARU TP. 2025/2026