Bukittinggi – Dewan redaksi majalah CERDAS Pontren Kauman Muhammadiyah Padangpanjang lakukan kunjungan sejarah ke Lubang Japang. Kunjungan ini merupakan salah satu upaya dewan redaksi untuk menggali sejarah Lubang Japang yang kemudian dimuat dalam majalah Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah edisi ketiga.
“Kunjungan sejarah kali ini kita fokuskan di Lubang Japang. Kita ini menggali sejarah yang ada disana, karena menurut beberapa catatan Lubang Japang yang ada di Bukittinggi ini masuk dalam kategori salah satu Lubang Japang terpanjang di Indonesia,” tutur Aiman, Pimpinan Redaksi Majalah. Senin (5/9).
Selain itu yang menarik dari Lubang Japang di Bukittinggi ini menurutnya adalah lokasinya yang sangat ektrem karena berada di tepian jurang yang dikenal dengan Ngarai Sianok. Tentu hal ini akan memberikan wawasan baru bagi santri yang tergabung dalam Dewan Redaksi untuk mengenal lebih jauh tentang keberadaan Lubang Japang ini.
“Betul ini kebutuhan untuk majalah edisi ketiga kita, tapi ada hal lain yang sebetulnya yang ingin kami kejar yaitunya menambah wawasan tentang Lubang yang paling bersejarah di Sumatra Barat ini,” jelasnya.
Menurut Pembina Redaksi Majalah, Januar Efendi mengatakan bahwa rombongan 12 orang Dewan Redaksi ini selain menambah bahan untuk majalah juga menjadikan kegiatan ini sebagai media pembelajaran.
“Jadikan ini sebagai media pembelajaran, agar santri merasakan bagaimana perjuangan-perjuangan masa lalu masyarakat Indonesia dalam lintasan sejarah Republik ini,” ungkapnya.
Selanjutnya menurut pegiat literasi kota Padangpanjang ini perjalanan santri kesana tidak sekedar belajar dari literature, tapi mencoba untuk melihat situs sejarah yang merupakan bagian penting dari perjuangan bangsa ini. Dilanjutkannya juga mengatakan bahwa setiap tempat yang menjadi tujuan wisata mestinya memberikan efek edukasi bagi pengunjung. Agar ketika orang berkunjung mampu membuat para pengunjung banyak belajar pada lokasi tersebut. Rombongan juga memahami cara pelestarian terhadap peninggalan sejarah.
“Banyak tempat sejarah yang ada di Sumatra Barat ini yang perlu dikunjungi dan dipahami kesejarahannya agar kita dapat belajar dari apa yang pernah menimba bangsa ini sehingga rasa Nasionalisme kita terpupuk dan semakin kuat,” terangnya.
Januar Efendi juga berharap kegiatan ini memberikan banyak pelajaran buat para santri. Ia juga berpesan kepada para santri agar sepulang dari kegiatan ini agar sekirannya membuat laporan hasil observasi sebagai bentuk literatur kunjungan.
“Kegiatan ini jangan dijadikan kegiatan fun, akan tetapi kegiatan ini memberikan kita banyak pelajaran. Olehnya itu saya berharap para santri yang ikut dapat mengambil banyak pelajaran dan sepulang dari ini, kalian harus membuat laporan hasil kunjungan,”tegasnya.(JE Darwis)