Padang Panjang, Humas—Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang melaksanakan shalat Khusuf atau Shalat Gerhana seiring terjadinya gerhana bulan total pada 8 November 2022.
Pantauan di lokasi, shalat Gerhana Bulan dimulai pukul 18.25 WIB. Khatib yang bertugas dalam salat Gerhana di Kauman adalah ustadz Emri Agus, Lc., Kemudian, Imam oleh ustadz Yohiko Fikri Al-Hafizh. shalat Gerhana Bulan total 8 November di Aula A.R. Sutan Mansur mengangkat tema ‘Gerhana Sebagian dari Tanda Kebesaran Allah SWT’, Jemaah pun tampak khusyuk menunaikan shalat.
Kegiatan ini diikuti oleh 168 orang santri putra dan didampingi oleh Ustadz-ustadz dari Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang.
Setelah sholat, ustadz Emri Agus, Lc menyampaikan dalam khotbahnya mengenai anjuran sholat gerhana serta pelajaran yang dapat diambil dari fenomena tersebut. Fenomena gerhana bulan sebagai tanda kebesaran Allah, kemahaagungan Allah dalam mengatur semesta. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadistnya :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ
”Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir) (HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904.”
Ditambahkannya, Peristiwa gerhana menuntut kita untuk berfikir, bertadabbur dan mengikis karakter negatif pada diri kita masing-masing. Menjauhkan diri dari sikap sombong, angkuh, otoriter, merasa berkuasa, merasa paling tinggi kedudukan dan jabatan. Kita mahluk kecil di alam raya. Bulan, matahari dan benda-benda langit yang besar itu tunduk, patuh pada kekuasaan Allah. Selayaknya kita menjadi pribadi yang berjalan dimuka bumi ini dengan penuh ketundukan, kepatuhan, ikhlash, sabar, tawakkal, tawadhu’, syukur, dan ridha kepada kehendak Allah SWT, ujarnya.
Kemudian, Zulfadly, S.Pd, Kepala Asrama Putra, mengatakan shalat Gerhana Bulan total mengajarkan kepada santri bahwa peristiwa hendaknya tidak dimaknai sebagai peristiwa biasa, melainkan sebuah sarana untuk meningkatkan daya pikir yang ujungnya adalah menyadari kelemahan manusia. Ujungnya adalah bagaimana manusia tetap menjaga sikap rendah hati dan terus berupaya menjadi hamba yang gemar bersyukur, tidak sombong, peduli dengan sesama dan alam raya, pungkasnya.(AN).